Tampaknya penyebab robohnya
crane di Masjidil Haram tak hanya karena angin kencang dan kekeliruan dalam
meletakkan crane.
Hasil investigasi mengatakan
bahwa kontraktor proyek tak mengindahkan peringatan dari atasan.
Menurut surat kabar Makkah
Daily, 11 hari sebelum kejadian, Gubernur Mekkah dan penasihat Raja Arab Saudi
sudah pernah memberi instruksi pada kepala Saudi Binladen Group, perusahaan
yang menjalankan proyek konstruksi perbesaran Masjidil Haram, untuk menjamin
keamanan crane yang ada di sekitar masjid itu.
Sang gubernur, Khaled
Al-Faisal, memerintahkan Saudi Binladen Group untuk mengupayakan keamanan dan
keselamatan di sekitar area proyek perbesaran Masjidil Haram.
Beberapa perintah yang
diberikan antara lain, memindahkan semua crane yang ada di area pejalan kaki,
mengalihkan penggunaan area di mana pekerjaan konstruksi dilakukan, dan
mencegah jemaah haji memasuki area konstruksi.
Gubernur Khaled juga
memerintahkan agar kegiatan jemaah di sekitar area konstruksi diawasi secara
ketat dan dikawal oleh para petugas keamanan.
Namun, perintah itu
dikatakan tak diindahkan oleh pengeksekusi proyek konstruksi itu.
Padahal, menurut komite yang
menginvestigasi kasus crane roboh itu, banyak pihak lain yang mengungkapkan
kekhawatiran mereka akan crane-crane itu.
Kontraktor proyek itu juga
tak memperhatikan prakiraan cuaca dari badan meteorologi dan lingkungan Arab
Saudi.
Meski demikian, komite
investigasi menyimpulkan bahwa penyebab insiden tersebut adalah angin kencang.
Ditambah lagi, pelanggaran
terhadap standar keselamatan terkait peletakan crane.
Prioritas bagi korban crane
Tiga korban jatuhnya crane
di Masjidil Haram dipindahkan dari rumah sakit Al Noor ke Rumah Sakit Al Arafa.
Pemindahan ini atas perintah
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz supaya korban mendapatkan prioritas
menjalankan wukuf di Arafah.
Ketiga jemaah haji asal
Indonesia yang menjadi korban jatuhnya crane tersebut dibawa dengan menggunakan
bus ke Arafah, Senin (21/9/2015) sore sekitar pukul 17.00 Waktu Arab Saudi
(WAS).
Tampak tiga jemaah asal
Indonesia dipindahkan dari ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Al Noor
ke ruang perawatan sebelum akhirnya diangkut menggunakan bus.
Tiga jemaah haji Indonesia
yang dirawat di rumah sakit Al Noor masing-masing bernama Murodi dari embarkasi
Surabaya, Zulfitri Zaini binti Zaini dari Embarkasi Padang, dan Subandi bin
Ahmad Sarbini dari embarkasi Padang.
Kepala Seksi Kesehatan PPIH
Arab Saudi Thafsin Alfarizi menjelaskan bahwa seluruhnya masih ada sembilan
jemaah Indonesia yang menjadi korban jatuhnya crane masih dirawat di rumah
sakit Arab Saudi.
"Korban crane akan
dipindahkan ke Rumah Sakit Arafah. Ini atas permintaan pemerintah Arab Saudi.
Raja memerintahkan korban crane harus didahulukan berada di Arafah,"
katanya.
Dari tiga korban crane yang
ada di Rumah Sakit Al Noor dijelaskannya dua orang diantaranya mengalami patah
tulang di bagian kaki dan satu orang mengalami luka di kepala.
Dikatakannya setelah
menjalankan wukuf di Arafah, rencananya para korban akan kembali di rawat di
rumah sakit.
sumber : ngepos.com