MANUSIA di muka bumi ini
tidak akan luput dari dosa. Karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Di
mana dalam menjalankan kehidupan ini terkadang seseorang tertipu atas keindahan
dunia dan permainan di dalamnya. Sehingga, yang baik terlihat buruk dan yang
buruk terlihat baik. Itulah mengapa, kita harus senantiasa mendekatkan diri
pada Allah, agar dosa-dosa yang menumpuk dapat terkikis habis sebelum kita
kembali pada-Nya.
Ada berbagai macam cara
untuk senantiasa mendekatkan diri pada Allah. Salah satunya dengan mengamalkan
7 kalimat. Apa sajakah itu?
Al Faqih Abu Laits
menegaskan, “Siapa pandai memelihara 7 kalimat, berarti mulia di sisi Allah dan
para malaikat-Nya, diampuni dosanya oleh Allah sekalipun besar seperti seluas buih di lautan, dan ia memperoleh lezat/ manisnya taat, hidup dan matinya tetap
dalam kebaikan, yaitu:
1. Setiap pekerjaan diawali
dengan ucapan, “Bismillah (Dengan menyebut Asma Allah).”
2. Setiap pekerjaan dihabisi
dengan ucapan, “Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah).”
3. Ketika lisan terlanjur
mengucapkan perkataan yang tiada berfaedah, segera beristighfar, berikut,
“Astaghfirullah (Aku mohon ampun kepada Allah).”
4. Ketika hendak melakukan
suatu pekerjaan di waktu datang/ besok, mengucapkan, “Inshaa Allah (Jika Allah
menghendaki).”
5. Ketika menghadapi hal-hal
yang tiada mampu menahannya/ yang tidak disukai hatinya, mengucapkan, “Laa
haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim (Tiada daya dan kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah yang luhur lagi Agung).”
6. Ketika tertimpa musibah
mengucapkan, “Innaa lillaahi wa inna ilahi raaji’uun (Sungguh, kami adalah
kepunyaan Allah dan kepada-Nya pula kami kembali).”
7. Tiada putus-putusnya
lisan mengucapkan dua kalimah thayyibah/ dua kalimah syahadat, baik di malam
atau pun siang hari.” (Dari Tafsir Hanafi)
Ini dua kalimah thayyibah/
syahadat, “Laa ilaaha illallahu muhammadur rasuulullah (Tiada Tuhan yang lain,
kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasul Allah).”
sumber : islampos.com