Hati-Hati Jika Sering Kesemutan, Pertanda Ada Penyakit Berbahaya Dalam Tubuh Anda

KETIKA sedang asyik membaca, tak sengaja kita melipatkan kaki dalam waktu yang lama. Ketika bangkit, tiba-tiba kaki terasa kesemutan. Secara refleks, kita akan memijat-mijat kaki tersebut untuk mengurangi rasa kesemutan itu. 


Hampir semua orang pernah mengalami apa yang disebut kesemutan atau kebas. Jika sudah kesemutan, biasanya akan terasa kebal, ngilu, walau akan berangsur-angsur hilang jika kita mulai menggerak-gerakkan bagian tubuh yang kesemutan tersebut.

Karena sifatnya easy come-easy go kebanyakan orang menganggap kesemutan adalah hal yang sepele. Padahal kesemutan justru bisa jadi pertanda adanya hal-hal yang lebih serius.

Kesemutan merupakan sensasi abnormal yang sebenarnya dapat terjadi di seluruh tubuh, namun paling sering terjadi di jari, tangan, kaki, lengan, ataupun tungkai. Yang paling sederhana dan sering terjadi adalah kesemutan timbul setelah kita duduk atau berdiri dalam posisi yang sama dan cukup lama. Perubahan posisi dan pergerakan tubuh dapat mengurangi kesemutan yang disebabkan oleh posisi. Namun, jika kesemutan tak kunjung hilang, kita patut waspada.

Jika kesemutan itu terjadi di satu bagian tubuh, kemudian menjalar ke bagian tubuh lain di sekitarnya dan memperburuk fungsi-fungsi tubuh lainnya. Kita patut waspada, bisa jadi itu adalah manifestasi tumor di bagian depan otak. Sebuah penyakit amat serius dengan gejala awal sepele.

Dalam bahasa medis, kesemutan sering disebut sebagai parestesia. Suatu sensasi yang dirasakan tanpa ada stimulus dari luar. Sensasi Parestesi ini tidak hanya rasa "kesemutan", namun bisa juga rasa panas, rasa seperti tertusuk-tusuk. Rasa kesemutan dapat dirasakan di tangan, kaki di muka, maupun di seluruh bagian tubuh kita.

Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala manifestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh dengan sebab macam-macam. Yang paling sederhana, misalnya, jalan darah tertutup akibat satu bagian tubuh tertentu ditekuk terlalu lama.

Kesemutan yang tidak disertai gejala-gejala lain biasanya menandakan adanya gangguan pada reseptor di kulit atau pada cabang-cabang saraf tepi. Namun kita seharusnya lebih waspada jika ada gejala lain di luar kesemutan. Bukan hanya kelumpuhan, kesemutan bisa juga disertai gangguan penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, atau lainnya.

Kesemutan dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:

- Trauma pada saraf. Misalnya jika kita mengalami trauma pada leher, maka kita bisa mengalami kesemutan di bagian lengan atau tangan. Jika trauma terjadi pada punggung, maka kesemutan dapat timbul di bagian belakang tungkai.

- Terdapat penekanan pada saraf tulang belakang, misalnya akibat diskus tulang belakang yang mengalami herniasi (hernia nukleus pulposus), tumor pada saraf.

- Penekanan saraf tepi misalnya akibat pembesaran pembuluh darah, tumor, jaringan parut, atau infeksi.

- Infeksi herpes zoster yang mengiritasi saraf.

- Berkurangnya aliran darah ke suatu area, misalnya akibat plak kolesterol yang menyumbat pembuluh darah di kaki. Jika ini terjadi, kita akan merasa nyeri saat berjalan jauh dan nyeri menghilang dengan istirahat.

- Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, misalnya berkurangnya kadar kalsium, kalium, atau natrium akibat berbagai hal.

- Penggunaan obat-obatan tertentu.

- Kerusakan saraf akibat keracunan timbal atau alkohol.

- Terapi radiasi.

- Kekurangan vitamin B12. 

Selain penyebab di atas, kesemutan dapat timbul sebagai bagian dari penyakit tertentu seperti carpal tunnel syndrome, diabetes, sklerosis multipel, dan stroke.

Bila kesemutan tak hilang dengan dikibaskan dan mulai terjadi hampir setiap hari, bisa jadi pertanda penyakit serius. Itu saatnya kita pergi ke dokter. Berikut beberapa penyakit yang ditandai dengan kesemutan : 

1. Radang Sumsum Tulang Belakang (Myelitis)

Gejala kesemutan didahului flu berat. Kesemutan yang dirasakan akan menghebat, naik dari ujung jari kaki sampai ke pusar (perut tengah). Gejalanya berkembang menjadi rasa tebal di permukaan kulit. Setelah fase ini, penderita mengalami kesulitan berjalan. Ini adalah gejala radang sumsum tulang belakang, yang terjadi karena serangan virus Cytomegalovirus (CMV).

2. Diabetes Mellitus atau Kencing Manis

Pada penderita diabetes, kesemutan adalah gejala kerusakan pembuluh-pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung syaraf berkurang. Gejala yang dirasakan biasanya telapak kaki terasa tebal, kadang-kadang panas, dan kesemutan di ujung jari terus-menerus. Kemudian disertai rasa nyeri yang menikam, seperti ditusuk-tusuk di ujung telapak kaki, terutama pada malam hari.
  
3. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Gejalanya kesemutan menyerang ujung jari, biasanya tangan kanan dan berkembang menjadi rasa tebal saat digunakan beraktivitas. CTS bisa jadi gangguan lebih serius bila didiamkan cukup lama misalnya 1 - 2 tahun. Pada tahap ini tekanan otot sudah mengganggu aliran darah ke tangan, akibatnya otot-otot yang mengalami kekurangan nutrisi akan mengecil dan melemahkan.
  
4. Rematik

Rematik juga menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Gejala kesemutan karena rematik akan hilang bila rematik sembuh.

5. Jantung

Pada penderita sakit jantung, kesemutan dapat juga timbul karena komplikasi jantung dan sarafnya. Yang terjadi misalnya, penderita menjalani operasi pemasangan klep jantung. Saat pemasangan, ada bekuan darah menempel, yang kemudian terbawa aliran darah ke atas, dan menyumbat salah satu pembuluh darah di otak. 
Bila sumbatan di otak itu kebetulan mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Bila daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan menjadi kelumpuhan. 

Ada beberapa tanda bahaya yang perlu kita waspadai. Jika kita mengalami salah satu di antaranya, maka perlu berkonsultasi dengan dokter. Tanda bahaya yang perlu diwaspadai yaitu: lengan atau tungkai bawah yang kesemutan juga mengalami kelemahan; kesemutan timbul setelah trauma pada kepala, leher, atau punggung; tidak bisa mengontrol gerakan lengan dan tungkai; tidak bisa mengontrol buang air besar dan kecil; kehilangan kesadaran walaupun sementara; mengalami sulit bicara, pandangan kabur, atau kesulitan berjalan; dan kita mengalami sakit kepala, kram otot, dan ruam.

Kesemutan dapat ditangani berdasarkan penyebabnya. Bila kesemutan terjadi pada penderita diabetes (Neuropati diabetik), maka pengobatan dilakukan dengan pengontrolan gula darah disertai obat-obatan yang bersifat neurotropik dan juga vitamin B. Namun bila kesemutan disebabkan oleh penekan saraf maka pengobatan harus dilakukan dengan modifikasi gerakan tubuh, pemberian neurotropik, dan mungkin pada kasus yang berat dipertimbangkan uuntuk operasi.

Jika kesemutan akibat penyakit stroke maka pengobatan harus segera dilakukan, misalnya pada stroke akibat sumbatan maka pasien harus diberikan obat pengencer darah maupun pengaturan faktor risiko strokenya seperti hipertensi dan kolesterol.


sumber : balipost.co.id